28 August, 2008

Tujuan Belajar Berbasis Pencapaian

Kalau Anda adalah pendidik, atau pengajar, atau pelatih, mungkin sudah sering mendengar istilah tujuan belajar. Kalau guru di sekolah, istilah tujuan belajar terkadang disebut juga tujuan instruksional khusus, dan umum. Intinya, tujuan belajar adalah akan diapakan si peserta belajar dalam proses pembelajaran. Kalimatnya bisa berbunyi, "Setelah mengikuti sesi ini, peserta dapat..." dan seterusnya.

Dalam teori Dialogue Education (DE) yang diusung Jane Vella, tujuan belajar tidak seperti itu. Tujuan belajar Vella disebut sebagai Achievement-Based Objectives (ABO). Sulit untuk diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, makanya judul di atas adalah terjemahan bebas yang setengah ngarang. Dari Wikipedia, Dialogue Education dijelaskan sebagai berikut:


Dialogue education is a popular education approach to adult education first described by educator,Jane Vella in the 1980’s. This approach to education draws on various adult learning theories, including those of Paulo Freire, Kurt Lewin, Malcolm Knowles and Benjamin Bloom (Global Learning Partners, 2006b; Vella, 2004). It is a synthesis of these abstract theories into principles and practices that can be applied in a concrete way to learning design and facilitation. Dialogue education is a form of Constructivism and can be a means for Transformative learning, (Vella, 2004).


Memang DE adalah pengembangan dari Adult Learning, atau Pembelajaran Orang Dewasa (POD). Di Indonesia, POD seringkali hanya dipakai dalam program paket A, atau dalam pelatihan-pelatihan untuk LSM.

Dalam websitenya, Global Learning Partners, ABO dijelaskan sebagai berikut:


Achievement-Based Objectives (ABOs) that describe what the learners will have done with each content element according to Bloom's taxonomy of cognitive learning (e.g. solved, categorized, diagrammed, developed, evaluated) in observable and verifiable terms...

Jelas, ini berhubungan dengan Taxonomy Bloom tentang ranah belajar. Ada tiga ranah belajar menurut Bloom, Kognitif, Afektif, dan Psikomotor. Dalam contoh di atas menggunakan kata-kata bantu dalam Taxonomy Bloom di ranah kognitif.

Jika Anda perhatikan, hampr semua kata-kata bantu yang ditulis Bloom berbentuk kata kerja konkrit yang akan menghasilkan produk. Kata-kata kerja itulah yang menjadi tujuan belajar ala Vella. Misalnya, Mengkategorisasi, hasilnya adalah kategorisasi dari beberapa materi, entah berupa kategori benda, kata-kata, atau yang lainnya.

Inti dari penulisan tujuan belajar dengan ABO ini adalah 'memaksa' peserta belajar untuk melakukan sesuatu, sehingga setelah sesi belajar selesai, akan menghasilkan sesuatu yang bisa langsung diamati sebagai hasil belajar. Karenanya, penulisan ABO dalam Bhs. Indonesia terkadang berbunyi, "Dalam sesi belajar ini, peserta akan..." dan seterusnya. Kalau dilengkapi, maka kalimat itu seharusnya berbuntut "... yang hasilnya adalah...".

Sungguh penulisan tujuan belajar yang sangat ringkas dan terukur. Maka dalam merancang kegiatan belajarnya, kita sudah harus memperhatikan metode yang tepat, sesuai dengan aktivitas apa yang akan dilakukan oleh peserta belajar. Ini akan mendorong sebuah kegiatan belajar yang aktif, berpusat pada peserta belajar, dan sangat konstruktif. Vella sendiri punya cara dalam merancang kegiatan belajar, yang disebutnya sebagai 7 Step of Design.


Enhanced by Zemanta

No comments: