21 December, 2010

Pendidikan Desain sebagai Modal Perubahan Sosial




Ini adalah sebuah gagasan mengenai bagaimana desain bisa mempengaruhi peningkatan kualitas hidup manusia, dalam hal ini pendidikan. Dilakukan oleh Emily Pilloton dkk., sarjana desain ini memulai dengan gagasan membuat desain-desain yang efektif, dan bermakna bagi kehidupan. Bermukimlah mereka di sebuah kota, di salah satu negara bagian Amerika yang miskin, Bertie County, di Carolina Utara. Mereka mencoba mengajari anak-anak sekolah tentang desain, berpikir dan bereksperimen untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi sehari-hari.

Kota itu hanya dihuni kurang lebih 10 orang per kilometer persegi. Seperti yang terjadi di beberapa kota kecil dan miskin lainnya, kota itu tidak menawarkan apa-apa, sehingga banyak penduduk yang berpendidikan, pergi mencari pekerjaan di tempat lain, dan tak pernah kembali. Kota-kota seperti ini juga sulit berkembang banyak yang enggan berinvestasi di sana. Sementara banyaknya bantuan melalui kegiatan filantropis, lebih banyak menyentuh penduduk kota besar daripada di kota kecil , atau lebih mirip dengan desa, seperti Bertie County. Diperkirakan hanya 6.8 persen dana filantropis yang mengalir ke wilayah perdesaan, padahal kurang lebih 20% penduduk AS tinggal di desa-desa seperti ini.

Tidak hanya layak disebut perdesaan, Bertie County juga sangat miskin, bahkan terhitung yang paling miskin se Amerika Serikat. Perekonomiannya tergantung pada pertanian, terutama pada komoditi kapas dan tembakau, dan produk utamanya, kacang. Jumlah penduduknya kurang lebih hanya 2000 jiwa. Di kota ini lebih banyak bangunan kosong dan tak terawat daripada yang ditinggali, tidak ada kedai kopi, tak ada warnet, tak ada bioskop, bahkan tak ada toko buku di sana. Anda pun tak akan menjumpai Wall Mart di sana.

Enam puluh persen penduduknya adalah warga berkulit hitam. Dan hampir semuanya mengisi sekolah-sekolah negeri, karena para warga berkulit putih akan memilih sekolah swasta yang lebih baik. 86 persen siswa sekolah negeri adalah warga kulit hitam. Kualitas sekolah negeri ini sangat memperihatinkan. Kekurangan sumberdaya manusia hingga sangat sulit menemukan guru yang bagus. Dua tahun yang lalu, sekitar tahun 2008, hanya 27 persen siswa kelas tiga hingga kelas 8 yang bisa lulus standar nasional untuk Bahasa Inggris dan Matematika.

Pada awalnya, Emily bersama rekannya merasa ada sesuatu yang salah dengan Project H. Project H adalah lembaga nirlaba yang didirikannya untuk mengerjakan desain-desain demi kemanusiaan. Sebagai desainer muda yang sangat bersemangat untuk membantu, pada awalnya mereka bereksperimen sendiri di antara mereka. Mereka lupa, bahwa bahwa bukan sekedar produk desain yang membantu menyelesaikan masalah di daerah itu, melainkan sesuatu yang lebih 'partisipatif'. Mereka masih berpikir seperti konsultan, menerima brief, dan menelurkan solusi. Tetapi mereka kemudian belajar sesuatu dari kesalahan itu.

We have made the mistake of being disconnected from the people and places for which we design. The Hippo Roller re-design project was in many ways the biggest error we have made as an organization. Our first project, we undertook the re-design of the water transport device produced and distributed in South Africa, quite simply, because we were a newly-formed organization excited to get started. 
We had yet to see the value of local work, and were drawn to the simplicity of a device that so clearly has the potential to improve life. In hindsight, the process of redesigning the Hippo Roller was misguided and disconnected because of its lack of direct collaboration with end users, and a minimal shared investment in its success. While the resulting redesigned Hippo Roller is effective, we realized that the process was not. At the conclusion of the project, we put a stake in the ground to only take on projects that are local (that is, where the designer and partner/client are in the same location and call that place home). 

Berangkat dari pengalaman inilah, maka Project H kemudian lebih mementingkan proses yang melibatkan partisipasi warga lokal sebagai inti dari kegiatannya. Mereka pun berkesimpulan, hanya melalui pelibatan warga lokal, maka humanitarian design - istilah bagi kerja-kerja desain untuk kemanusiaan - akan benar-benar berdampak. Di titik inilah perubahan sosial itu bisa terjadi karena desain, bukan sekedar menawarkan jasanya secara 'cuma-cuma', tetapi menularkan cara berpikir desain yang mendorong lahirnya kreatifitas sebagai modal sosial.

"I may not be born and bred in Bertie County, North Carolina, but I call it home. I go to the post office and ask Tisha about how her weekend pig-picking went. I go to Bunn's Barbecue for lunch and ask Randy, the owner, if he wants to come over for a beer on the porch this weekend. I get defensive when people make fun of the fact that Bertie County doesn't even have a Walmart. And every day, I'm feeling more attached to my students, their families, and the networks of people that make up their collective education system". - Emily Pilloton

Apa yang dilakukannya bersama Project H adalah memperkenalkan desain sebagai cara berpikir dan menggunakannya sebagai upaya pemecahan masalah. Wilayah yang sangat miskin potensi kreatif ini, diperkenalkan dengan tingkat kreatifitas yang membumi. Mulai dari mengimajinasikan gagasan melalui kegiatan curah pendapat, membelajarkan desain kepada 13 anak-anak di sekolah tersebut, hingga membuatnya jadi nyata. Ini kutipannya dari presentasi di TED.com:

What design and building really offers to public education is a different kind of classroom. So this building downtown, which may very well become the site of our future farmers' market, is now the classroom. And going out into the community and interviewing your neighbors about what kind of food they buy and from where and why, that's a homework assignment. And the ribbon cutting ceremony at the end of the summer when they have built the farmers' market and it's open to the public, that's the final exam. And for the community, what design and building offers is real, visible, built progress. It's one project per year. And it makes the youth the biggest asset and the biggest untapped resource in imagining a new future.
Ultimately, design itself is a process of constant education for the people that we work with and for and for us as designers. And let's face it, designers, we need to reinvent ourselves. We need to re-educate ourselves around the things that matter, we need to work outside of our comfort zones more, and we need to be better citizens in our own backyard. So while this is a very small story, we hope that it represents a step in the right direction for the future of rural communities and for the future of public education and hopefully also for the future of design.

Yup. Desain tidak hanya bisa menjadikan penghayatnya seorang konsultan berharga mahal dan sangat eksklusif. Desain juga bisa berperan dalam membangun sumberdaya manusia, karena berpikir a la desainer pada dasarnya dimiliki setiap orang. Setiap kali kita bangun tidur, merapikan tempat tidur, menata ulang barang-barang di ruangan, kita sedang mendesain. Kali ini, berpikir a la desain digunakan untuk melakukan perubahan sosial, melalui pendidikan.

No comments: