25 May, 2009

Profil Rumah Belajar Samoja

Pendidikan Alternatif untuk Masyarakat RW 09 Samoja Kosambi Bandung.

Pada tahun 2003-2004, Bandung Peduli bekerjasama dengan KalyANamandira mengembangkan program World Food Programmes (WFP) dan SWMP di kelurahan Samoja Bandung. Program ini diantaranya pemenuhan kebutuhan gizi balita dan pengolahan sampah yang dihasilkan sehingga menjadi bermanfaat. Sehingga dalam jangka waktu setahun kalyANamandira terlibat aktif dengan masyarakat.

Pada tahun 2005, muncul ide dari salah satu masyarakat Samoja untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar untuk anak-anak disana. Atas inisiatif dari KalyANamandira dan masyarakat Samoja, maka dibentuklah “Rumah Belajar Samoja”.

Tujuan
  • Mengembangkan pendidikan kritis untuk meningkatkan daya kritis dan kreatif masyarakat dalam mengubah kehidupannya.
  • Mengembangkan pendidikan kritis untuk meningkatkan keterlibatan dan posisi tawar masyarakat dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupannya.
  • Mengembangkan berbagai media dan metode partisipatif yang mendorong proses pendidikan kritis melalui pembelajaran Matematika dan Bahasa Inggris.
  • Mengembangkan komunitas pendidikan di pemukiman dan penyelenggara pendidikan dengan mendorong keterlibatan masyarakat dalam proses pendidikan.
  • Menjadi Stakeholder pendidikan di wilayah Bandung.

Kegiatan
  • Belajar Bhs. Inggris pada hari Sabtu
  • Belajar Matematika pada hari Minggu
  • Menyediakan buku sebagai bahan bacaan anak
  • Study banding ke tempat yang melakukan kegiatan serupa
  • Mengembangkan metode dan media belajar yang menyenangkan
  • Diskusi masalah pendidikan setiap hari Rabu di KalyANamandira

DESKRIPSI KEGIATAN Bhs. INGGRIS. Dalam hal pemberian materi, kami memang tidak terlalu menomorsatukan, kami hanya melengkapi apa yang diberikan sekolah dengan menggunakan cara yang sedikit berbeda, dengan memakai cara yang membuat anak–anak betah, senang, dan mau belajar.
 Dalam kegiatan yang kami lakukan, kami banyak menggunakan metode Games, ceramah dan diskusi.


Metode Games kami pakai supaya si anak marasa senang untuk belajar dan menerima pelajaran, karena kami berpendapat, bahwa agar anak dapat menyerap pelajaran. Maka kondisi si anak harus dalam keadaan senang terlebih dahulu. Tapi dalam Games tersebut kami selalu memasukan unsur – unsur materi yang akan diberikan, tidak hanya sekedar games untuk membuat suasana senang.


Metode ceramah kami pakai dalam pemberian materi, bagaimanapun juga metode ini penting karena si anak sudah terbiasa dengan metode ini.
Metode diskusi kami pakai untuk lebih mendalami materi yang diberikan oleh pengajar, si anak berinteraksi dengan teman yang lainnya untuk lebih mendalami materi dan untuk lebih mengakrabkan dengan temannya yang lain.


Selain pemberian materi, kami juga berusaha untuk membentuk dan menumbuh kembangkan rasa percaya diri anak – anak, yang paling menonjol yang kelihatan dari anak- anak yaitu dalam hal perubahan sikap selama kegiatan berlangsung; keberanian untuk bertanya, jika ada yang kurang dimengerti, keberanian untuk mengemukakan ide/pendapat mereka, berdiskusi dengan teman yang lain, dan perubahan itulah yang kami hargai karena dapat menumbuhkembangkan sikap percaya diri pada diri anak – anak.


Selain perubahan rasa percaya diri, dalam masalah tanggung jawab dan kedisiplinan, terdapat perubahan perilaku yang asalnya malas untuk mengerjakan tugas, tapi sekarang mereka dengan sukarela dan tanpa paksaan mengerjakan tugas-nya.

DESKRIPSI KEGIATAN MATEMATIKA.

 Kegiatan matematika ini kami kemas sedemikian rupa dengan tujuan untuk merubah pandangan anak terhadap matematika. Matematika dianggap sesuatu yang menyeramkan oleh kebanyakan anak, matematika identik dengan susah, gurunya serem, dll. Kami disini mencoba untuk merubah pandangan tersebut.

Untuk itu kami berusaha mengembangkan berbagai metode dan media yang menyenangkan bagi anak, juga yang paling penting anak dapat memahami materi yang disampaikan. Metode yang pernah kami coba adalah sbb:
 
Ular Tangga Matematika 1 (dunia bilangan); Merubah pandangan anak terhadap matematika.
 Role Play (aritmatika sosial);
 Mampu memahami dan menggunakan operasi bentuk aljabar dalam teransaksi keuangan sehari-hari, membuat keputusan rencana ke depan.


Outdoor (himpunan);
Memahami pengertian himpunan, membedakan macam dan jenis himpunan, dapat menyatakan contoh himpunan yang dekat dengan kehidupannya.
Membuat Maket Rumah 3D (perbandingan, skala); Menggunakan konsep perbandingan dan skala untuk membuat maket rumah 3D. 
Simulasi Test 
Menguji sampai sejauh mana materi yang dapat diterima siswa dengan simulasi mencari petunjuk.
 Membuat Klinometer Sederhana (sudut), membuat sendiri alat pengukur tinggi tiang, dll yang menyangkut sudut.
 Setelah kami mencoba metode-metode tersebut diatas, berangsur-angsur pandangan anak terhadap matematika dapat berubah, dan anak nampaknya senang belajar matematika.


Seluruh pengajar di rumah belajar ini adalah sukarelawan. Sebagian besar adalah mahasiswa, dan sebagian lagi adalah 'alumni' siswa dampingan kalyANmandira, pada saat masih melakukan dampingan di sekolah menengah atas.

Kontak:
Wawan
kalyANamandira
Jl. Kliningan III No. 9B
Buah Batu Bandung
Telp. 022 732 3003
email: kalyanamandira@yahoo.co.uk

Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi blog rumah belajar Samoja.
__________________________________________________________
This blog post is part of Zemanta's "Blogging For a Cause" campaign to raise awareness and funds for worthy causes that bloggers care about. Blogging For A Cause | Zemanta Ltd.

Posted using ShareThis

5 comments:

Unknown said...

agak berat loading websitenya, isi bagus. aku ada nih temen yg mengelola kegiatan komunitas rt-rw, siapa tau bisa nambah jaringan.
http://www.vhrmedia.com/index.php

Rahadian P. Paramita said...

Terima kasih atas infonya. Salam!

Anonymous said...

sebetulnya saya juga sangat tertarik membuka rumah belajar di daerah tempat tinggal saya, padang. tp, banyak yang membuat saya jd berpikir kembali. masalahnya kondisi masyarakat, apalagi masyarakat menengah kebawah yang belum terlalu peduli dengan pendidikan. saya jd ragu. menurut mas Rahadian saya harus gmn? apa yang harus saya lakukan agar mrk lebih termotivasi utk merubah kehidupan mrk? apa saya msh harus teruskan cita2 saya utk membuka rumah belajar itu? terimakasih sebelumnya..

Rahadian P. Paramita said...

Kalau menurut saya sih lakukan saja. Kita yang mengangap masyarakat kurang peduli, tapi kalau mereka sudah bisa merasakan manfaatnya, maka mereka akan meminta sendiri. Memang butuh usaha untuk mengembangkannya di awal, dan tidak perlu ambisius. Kita bisa mulai dengan satu atau dua orang anak saja. Yang penting ada hasilnya. salam!

Ikhsan Peryoga said...

www.kihadjartheywanttorock.com

saat pendidikan tidak harus selalu formal